Sunset di Pantai Punai

Turunnya tabir senja, menjadi penutup hari.

Lepat sang Kuliner Khas Maras Taun

Lepat merupakan menu wajib saat maras taun digelar, dan lebih enak jika dinikmati bersama Emping Beras.

Buang Jong, Tradisi Sakral Suku Sawang

Buang Jong juga disebut Muang Jong, di Belitung Timur biasanya dilaksanakan pada bulan Febuari.

Perahu diantara Bagan Layar

Keberadaan perahu dan Bagan Layar menjadi objek foto yang menarik di Pulau Buku Limau.

Bokor

Adalah simbol pertautan dan dialog budaya masyarakat melayu Nusantara yang berkunjung ke Pulau Belitong.

Senin, 22 Oktober 2012


Tentang Nama Belitong

Asal Usul nama Pulau Belitung

              Mengenai asal usul penamaan Pulau Belitung  ada cerita yang melegenda di tengah masyarakat.  Konon cerita tersebut berkaitan dengan pulau dewata, pada suatu masa dikarenakan oleh suatu sebab sebagian daratannya terpisah alias terpotong yang kemudian terapung dan hanyut terbawa oleh arus lautan.  Daratan yang terpisah ini kemudian mendapat nama Bali-Tong, yang berarti Bali Yang Terpotong. Nama ini lambat laun berubah menjadi Belitong dan dewasa ini lazim disebut Belitung.
              Cerita lainnya mengenai asal-usul nama Pulau Belitung menyebutkan bahwa nama Belitung berasal dari nama seorang raja di Jawa Timur yaitu, Belitung Uttunggade alias Rake Watakura Dyah Belitung alias Rake Sri Isyawara Keshawesat Ningga alias Rake Tatakura Dyah Belitung Syri Darmenodaya Mahasambu. Sejak masa pemerintahan kerajaan Mataram Kuno nama Belitung sudah mulai dikenal dan tertulis dalam yang bernama kitab Nagara Kertagama. Kitab tersebut ditulis oleh seorang penyair Kerajaan Majapahit, yang bernama Empu Prapanca pada tahun 1365.  Lahirnya kitab ini bertujuan untuk menghormati Raja Hayam Wuruk. 
               Meskipun asal-usul nama Belitung memiliki sumber yang cukup banyak akan tetapi sangat disayangkan tidak ada yang benar-benar menunjukkan keterkaitan. Antara cerita tentang Bali-Tong tak lebih sebuah legenda yang sangat sulit pembuktiannya secara ilmiah. Begitu pula dengan cerita yang menyatakan antara nama raja di Jawa Timur yaitu, Belitung Uttunggade dengan pulau Belitung, juga sulit untuk membuktikannya sebagai asal-usul nama pulau Belitung. 

Berita Cina tentang Pulau Belitung

              Pulau Belitung mulai dikenal oleh orang-orang Cina Mengetahui masa lalu Pulau Belitung  Dalam berita Cina Pulau Belitung dikenal dengan nama Kau-Lan, yang terdapat Hsing-ch’a Sheng Lan (Laporan umum perjalanan di Laut) ditulis oleh Fei Hsin pada tahun 1436 Masehi. 
Menurut catatan Fei Shin,  Pulau Belitung pernah disinggahi oleh Armada Tiongkok di bawah pimpinan Jendral Kau Hsing dan Shi pada tahun 1293, untuk memperbaiki kapal-kapal (Junk) mereka rusak karena badai, dan kemudian memperbaikinya. Disaat itulah mereka menyematkan nama Kaulan atau Gaulan  untuk Pulau Belitung.
               Setelah kapal berhasil diperbaiki dan konon membuat kapal-kapal yang baru,   mereka berangkat namun meninggalkan sebanyak kurang kebih 100 orang yang menderita sakit di pulau Belitung. Konon inilah menjadi awal keberadaan orang Tionghoa di Pulau Belitung.
Fei Hsin juga menceritakan kehidupan masyarakat yang mendiami Pulau Belitung kala itu. Agama yang dianut adalah Hindu. Kebiasaan mereka memliki kebiasaan menguncir rambut dan menggunakan baju pendek.
               Menurut peta dan berdasarkan kajian Arkeologi Maritim, kuat dugaan daerah yang bernama dikunjungi armada laut tiongkok adalah daerah  yang kini masuk ke dalam wilayah Kabupaten Belitung Timur. Namun sayangnya, tidak ada bukti historis yang memperkuat hal tersebut. 

Sejarah Ringkas Belitong

Peta Topografi Belitong Tahun 1882 M

        Pulau Belitung dalam catatan sejarah telah lama dikenal sejak dahulu. Berita Cina dari  Hsing-Ch’a Seng Lan, pada tahun 1436 memuat cerita tentang pelayaran tentara Mongol ke Jawa melalui rute Selat Karimata dan Karimun Jawa. Di Pulau Belitung mereka membuat perahu untuk menggantikan perahu mereka yang rusak karena taufan. Jika melihat peta, diduga kuat daerah tersebut berada di Kabupaten Belitung Timur.

Pintu Gerbang Kawasan Kerajaan Balok

            Pada abad Ke XVI pernah berdiri sebuah kerajaan lokal yang bernama “Balok”, berdiri pada tahun 1616, bertepatan dengan Ki Gede Ya’kub  sebagai raja pertama. Kerajaan ini memiliki dianggap memiliki pertalian sejarah dengan Kerajaan Mataram Islam, mengingat Ki Gede Ya’kub adalah putra Pangeran Kaap atau seorang Mangkub/Bendahara Kerajaan Mataram dan juga Keponakan dari Ki Gede Pamanahan. Kerajaan ini bertahan sampai dengan tahun tahun 1873, sayangnya dimasa-masa akhir kekuasaan kerajaan ini, gelar kerajaan dihapuskan sebagai simbol penolakan Belanda terhadap kekuasaan Kerajaan Balok. Bekas-bekas kerajaan Balok masih bisa kita jumpai hingga saat ini yang kini, terletak desa Balok, Kecamatan Dendang, yang dikenal dengan nama Balok Lama (Tambak Kutak) dan Balok baru (Tebing Tinggi), di desa
            Disamping kerajaan Balok, kerajaan lokal lainnya, adalah Buding. Sebelum ia menjadi sebuah kerajaan, Buding merupakan sebuah “Ngabehi” yang berada dalam kekuasaan kerajaan Balok. Sisa-sisa kerajaan Buding berada di Museum Istiqamah Buding, yang dulunya merupakan bekas masjid yang didirikan oleh raja Buding, berada di Desa Buding, Kecamatan Kelapa Kampit.
            Masa pendudukan Kolonial di Indonesia, juga mewarnai sejarah lokal Pulau Belitung.  Kolonialisasi yang dilakukan oleh Belanda di Pulau Belitung, berkaitan erat dengan eksplorasi timah. Adapun pioner atau tokoh yang dianggap berjasa besar terhadap pertambangan timah di Pulau Belitung adalah John Francis Loudon bersama rekan-rekannya. Mereka khusus datang dari belanda untuk menyelidiki  tentang adanya di Pulau Belitung, yang sebelumnya disembunyikan kebenarannya oleh penguasa Belitong, yaitu KA. Rahad.

Penambangan Timah Masa Lalu

            Pulau Belitung hingga kini dikenal sebagai pulau penghasil timah, yang merupakan warisan peradaban Belitong masa lalu. Sisa-sisa peradaban kolonial, begitu pula dengan tinggalan-tinggalan sejarah lainnya, yang berada di wilayah di Pulau Belitung, khususnya di Kabupaten Belitung Timur, merupakan objek wisata sejarah, yang akan mengajak kita untuk napak tilas sejarah Belitong masa lalu.

Minggu, 21 Oktober 2012

Fly

Terbang "Mengepakkan Sayap"


Terbang sambil bawa sepatu :)

 Terbang "aaaaaaah"

Pantai Burung Mandi

Pantai Burung Mandi terletak di Desa Burung Mandi, Kecamatan Damar, Kabupaten Belitung Timur. Perjalanan dari kota Manggar hanya membutuhkan waktu sekitar 20 menit.



Pantai Bukit Batu, Belitung Timur



Pantai Bukit memiliki panorama indah, dengan ciri khas pantai berbatu. Namun  jangan khawatir meskipun pantai ini berbatu, anda tetap dapat melakukan aktivitas di pantai seperti berenang dan snorkling. Dengan panoramanya yang indah pantai Bukit Batu, akan memanjakan fotografer untuk mendokumentasikannya.
Foto by : Adi Guna, Oct. 2012